MARI BER-QURBAN





Seputar Permasalahan Qurban
Oleh Ustadz Lukman AS, Lc
Kuliah Zhuhur Kamis,
12 Nopember 2009






I.Dalil-dalil disyariatkan qurban :

(1). QS. Al-Kautsar : 2

"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605]".

[1605] Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah.

Dan yang dimaksud shalat disini adalah Shalat idul Adha.

(2). Anas r.a. mengatakan bahwa Rasulullah berqurban dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Kata Anas, “Saya melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Saya melihat beliau menginjakkan kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca basmalah dan bertakbir.” (HR. Muslim)


II.Hukum disyariatkan Qurban :
- Kelompok sebagian kecil Malikiyah (madzhab Maliki - pen) berpendapat bahwa hukum berqurban adalah wajib bila mampu saja.

(Ada perintah berqurban pada ayat di atas).

Wajib bagi setiap keluarga berqurban setiap tahunnya (Al-Hadits)

“Barang siapa mempunyai kesempatan untuk berqurban, lalu dia tidak berqurban maka jangan dekati masjid kami”. (Al-Hadits)

- Kalangan Syafi’iyah, Hanabilah, Malikiyah (Jumhur Ulama) berpendapat hukumnya Sunnah Mu’akadah. (dalam QS. Al-Kautsar : 2 diatas)

Perintah berqurban ada yang wajib dan ada yang sunnah.

Bacaan Rasulullah ketika memotong hewan Qurban :

“ Bismillahi Allaahu Akbar, Allaahumma taqobbal min Muhammad wa Aali Muhammad wamin ummati Muhammad “

“ Dari ‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah minta diambilkan seekor kambing kibasy.Beliau berjalan dan berdiri serta melepaskan pandangan ditengah orang banyak. Kemudian beliau dibawakan seekor kambing kibasy untu beliau jadikan qurban. Beliau berkata kapada Aisyah, “ Hai Aisyah, bawalah pisau kemari.” Kata beliau selanjutnya, “Asahlah pisau itu dengan batu!” Aisyahpun mengasahnya. Lalu beliau membaringkan kambing itu, kemudian beliau bersiap menyembelihnya lalu mengucapkan, “Ya Allah, terimalah ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan ummat Muhammad.” Kemudian beliau menyembelihnya. (HR. Muslim)

III. Waktu pelaksanaan Qurban.
Setelah shalat Idul Adha sampai hari-hari Tasyriq (11,12,13 Zhulhijjah) dan tidak boleh menyembelih qurban sebelum shalat Idul Adha.

“Jundab bin Sufyan r.a. berkata,”Saya menghadiri shalat Idul Adha bersama Rasulullah. Belum lama seusai shalat beliau melihat daging qurban yang disembelih sebelum shalat, kemudian beliau bersabda,”Barangsiapa menyembelih qurbannya sebelum dia shalat (atau, sebelum kami shalat maka hendaklah ia menyembelih qurban lagi sebagai gantinya. Dan, barangsiapa belum menyembelih qurban, maka sembelihlah dengan menyebut nama Allah.’” (HR. Muslim)


Tanya Jawab :

Pertanyaan :

1. Bolehkah bequrban tetapi pembelian hewannya dengan kredit (diangsur)?
2. Bagaimana pemanfaatan kulit, kepala, dan kaki hewan qurban, bolehkan diberikan kepada panitia atau yang lain?

Jawaban :
1. Boleh, bila ada prediksi kemampuan pembayarannya di kemudian hari, atau ada jaminan.
2. Semua yang ada pada hewan qurban adalah milik mustahik dan tidak boleh ada bagian hewan qurban yang di jual.

Dalil :
Dari ‘Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,”Aku diperintahkan Rasulullah SAW mengurus penyembelihan unta-untanya (hewan qurbannya), membagi-bagikan kulit dan dagingnya dan aku diperintahkan agar tidak memberikan sesuatupun darinya kepada tukang potong.”Ulasnya pula, “kami memberinya dari harta kami sendiri.” (HR. Jamaah)

Sumber : ROHIS GMF AeroAsia

No comments: