Keluarga Sakinah - Bekal Rumah Tangga (3)

Bekal Utama Berumah Tangga (Bagian ke-3)
Oleh: K.H. Abdullah Gymnastiar
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya.Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”(Q.S. Al-An’aam [6]: 132) .
Jangan menuntut sesuatu kepada orang lain, tetapi tuntutlah terlebihdahulu diri kita untuk berbuat suatu kebaikan semaksimal mungkin. Tidakkah Allah Azza wa Jalla telah berfirman,”Barangsiapa yang mengerjakan kebaiakan sebesar dzarrah pun,niscaya ia akanmelihat (balasannya). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscayaia akan melihat (balasannya) pula. ?”(Q.S. Az-Zalzalah[99]:7-8 ). Artinya, segalanya tergantungkita. Sesungguhnyalah balasan Allah itu akan sangat dirasakan adilnya mana kala kita menyadarisatu hal, yakni bahwa segalanya akan kembali kepada kita, tergantung apa bentuk amal yangdilakukan.Camkan sekali lagi :bahwa kita tidak akan mendapatkan sesuatu dari apa yang kita inginkan danharapkan, tetapi kita akan mendapatkan banyak dari apa yang diberikan. Semakin gemar bersedekah,maka insya Allah akan semakin melimpah rezeki hak kita dari -Nya. Semakin senang menolong oranglain, akan semakin banyak pula orang menolong kita. Semakin kita biasakan untuk membahagiakandan memudahkan urusan orang lain, maka rasakanlah, betapa akan semakin banyak hal-hal yang dapatmendatangkan kebahagiaan sementara segala urusan kita pun dimudahkan oleh Allah Azza wa Jalla.Hendaknya di mana kita berada harus membuat orang lain merasa diuntungkan dengan kehadirankita. Setidaknya keberadaan kita jangan sampai merugikan orang lain. Rumah tangga yang memilikikomitmen hidup semacam ini niscaya akan mendapati betapa jaminan Allah itu teramatmengesankan. “ Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, makasesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Menegtahui.”(Q.S. Al-Baqarah[2]: 158)Sebaliknya, semakin pelit kepada orang lain, maka hidup ini akan terasa banyak menemukankesulitan. Semakin senang berlaku aniaya terhadap orang lain, niscaya akan semakin banyak yangmenzhalimi kita. Demikian pun, rumah tangga yang banyak menyakiti orang lain, niscaya akanmenjadi rumah tangga yang banyak tersakiti pula. Inilah rumus sunatullah yang akan dialamioleh siapapun, sebagaimana pula yang telah ditegaskan oleh-Nya, “Dan masing-masing orangmemperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengahdari apa yang mereka kerjakan. “(Q.S. Al –An’aam[6]:132)Jadi,janganlah ingin menjadi suami yang disayangi istri, tetapi jadilah suami yang menyayangiistri. Janganlah ingin dihormati oleh anak-anak atau mertua, namun hormatilah mereka. Nanti tohsemuanya akan kembali kepada kita jua. Janganlah ingin diberi sesuatu oleh tetangga, namunberilah mereka. Nanti Allah akan menggerakkan hati mereka untuk mengulurkan tangan bantuannyakepada kita. Walhasil, rumus yang kedua setelah ilmu sebagai bekal utama dalam berumah tangga,adalah hendaknya di mana pun kita berada menjadi orang yang selalu bisa berbuat sesuatu. Itulahamal-amal kebaikan.IkhlasTernyata sehebat apapun amal-amal kita tidak akan bermanfaat dihadapan Allah, kecuali amal-amal yang dilakukan dengan ikhlas. Orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat sesuatutanpa berharap mendapatkan apa pun ,kecuali ingin disukai oleh Allah. Inilah bekal utama ketigadalam berumah tangga. Dalam mengarungi kehidupan ini akan banyak didapati aneka masalah. Kitapasti akan menemukan berbagai kesulitan ,kesempitan, dan kesengsaraan lahir batin, kecuali kalaumendapat pertolongan-Nya. Allah tahu persis kebutuhan kita, lebih tahu daripada kita sendiri.Dia tahu persis masalah yang akan menimpa kita , lebih tahu daripada kita sendiri. Karenanya,Allah menjanjikan , “Wa man yattaqillah yaj’allahu makhrajan.” (Q.S. Ath-Thalaaq [65]: 2) RumahTangga yang terus-menerus meningkatkan ketaatannya kepada Allah , akan senantiasa dikaruniaioleh-Nya jalan keluar atas segala urusan dan masalah yang dihadapinya. Anak-anak membutuhkanbiaya , Allah akan mencukupi mereka karena Dia Dzat yang Mahakaya. Pelacur,perampok, danorang-orang zhalim saja diberi rezeki,bagaimana mungkin anak-anak kita dilalaikan-Nya? Suamihatinya keras membatu, otoriter, dan suka bertindak kasar, apa sulitnya bagi Allah membolak-balikkan setiap hati, sehingga menjadi berhati lembut,baik, dan bijak. Masalahnya, adakah keluarga kita layak mendapat jaminan-Nya ataukah tidak? Kuncinya adalahbahwa rumah tangga yang selalu dekat kepada Allah dan sangat menjaga keikhlasan dalamberamal, itulah rumah tangga yang layak memperoleh jaminan pertolongan -Nya. Semakin suaturumah tangga jarang shalat, enggan bersedekah dan menolong orang lain, malas melakukanamal-amal kebaikan, ditambah lagi berhati busuk, maka semakin letihlah dalam mengelola rumahtangga ini. Rumah seluas apa pun akan tetap terasa sempit kalau hati para penghuninya sempit.Ketika berada di lapangan yang luas , lalu menemukan anjing atau ular, kita toh tidak merasagentar. Akan tetapi, ketika di kamar mandi , berdua dengan tikus saja bisa jadi masalah. Apasebab ? Di ruangan kecil, perkara kecil akan menjadi besar. Sebaliknya diruangn yang lapang,perkara besar akan menjadi kecil. Karenanya, rumah tangga itu akan dirasakan kebahagiaannyahanya oleh orang-orang yang berhati bersih dan ikhlas. Bila kita temukan beberapa kekurangan pada istri kita , bukan masalah , karena toh isteri kita bukan malaikat. Demikian pun kekuranganyang ada pada suami, janganlah sampai jadi masalah, karena suami pun bukan malaikat. Kekuranganyang ada untuk saling dilengkapi, sedangakan kelebihannya untuk disyukuri. Lain lagi,bagi yangberhati busuk, kekurangan yang ditemukan pada istri atau suami akan dijadikan jalan untuk salingberbuat aniaya. Na’udzubillah! [manajemenqolbu.Com]*** (Bersambung ke bag.4...)

No comments: