Hindari Selusin Perilaku Buruk
Human error merupakan sesuatu yang manuasiawi dan setiap orang pernah melakukannya. Akibat human error bisa sangat bervariasi mulai dari akibat yang sangat ringan sampai dengan kecelakaan fatal.
Meski human error tidak mungkin dihilangkan sama sekali, tapi bisa dikelola lewat penerapan teknologi yang tepat,pelatihan kesinambungan, dan implementasi aturan yang konsisten.
Salah satu upaya untuk mengeliminasi atau setidaknya mengurangi human error pada proses perawatan pesawat terbang adalah menghindari beberapa perilaku buruk atau dirty dozen. Selusin perilaku ini diperkenalkan agar setiap orang bisa mengurangi error yang bisa mengakibatkan kerugian bahkan kecelakaan yang lebih besar. Selusin perilaku itu adalah ;
1. STRES ( Tertekan, tegang, gugup )
Kondissi ini bisa terjadi saat teknisi harus menyelesaikan beberapa item pekerjaan dalam waktu terbatas. Tekanan ini menyebabkan gugup dan memicu kesalahan yang merugikan diri sendiri dan perusahaan. Jika mengalami stress, istirahatlah sejenak dan ajak rekan berdiskusi. Jangan lupa minta bantuan teman memeriksa pekerjaan yang sudah dilakukan.
2. COMPLACENCY ( Perasan nyaman disertai rasa kurang peduli serta menganggap remeh pekerjaan )
Untuk menghindari complacency ini, seringlah melatih diri menemukan kesalahan dalam inspeksi. Jangan lupa pula up date pengetahuan dengan informasi terbaru dan jangan sesekali mengesahkan atau menandatangani sesuatu yang tidak anda kerjakan sendiri.
3. PRESSURE ( Perasan tertekan )
Kondisi ini muncul ketika mendapat tugas yang rumit atau beban kerja tinggi, padahal kemampuan terbatas. Pada saat yang sama supervisor menuntut tugas selesai tepat waktu. Untuk menghindari tekanan, komunikasikan keluhananda kepada mitra kerja dan minta bantuannya.
4. DISTRACTION ( Mengganggu konsentrasi )
Saat serius bekerja, tiba-tiba ada kabar anggota keluarga mengalami kecelakaan. Konsentrasi kerja pun terganggu.Untuk menghindari kesalahan kerja kerja, segera akhiri aktivitas dan tandai yang belum selesai. Ketika kembali bekerja gunakan check sheet yang detail lalu ulangi tiga langkah kerja sebelumnya.
5. NORMS ( Menjadi kebiasaan, kaku dengan intruksi kerja, membenarkan hasil kerja yang sering dilakukan )
Untuk mengubah perilaku ini, carilah informasi, ubah cara kerja yang lebih praktis tanpa mengurangi kualitas kerja.
6. LACK OF COMMUNICATION ( Segan berinteraksi dengan orang lain, sering berdebat dan mengasumsikan suatu persoalan )
Untuk mengubah perilaku ini, mulailah bekerja dengan membaca turn over book. Simak dengan teliti keluhan di log book. Untuk menghilangkan keraguan, komunikasikan dengan teman satu shift atau antar shift.
7. LACK OF ASSERTIVENESS ( Kurang tegas pendirian, cenderung mengakomodasi pendapat orang meski hatinya menolak )
Untuk mengubah perilaku ini hanya dengan satu cara yakni menolak kompromi jika anda yakin sudah sesuai standar kerja yang benar.
8. LACK OF AWARENESS ( Kurang peduli, kurang cermat dan cenderung tergesa gesa )
Untuk merubah sifat ini, berpikirlah sebelum bertindak agar tahu dampak tindakan yang akan dilakukan. Periksalah pekerjaan apakah ada konflik pada repair atau modifikasi. Tanyakan teman kerja apakah melihat ada pekerjaan yang menyimpang.
9. LACK OF TEAMWORK ( Lebih suka bekerja sendiri )
Kecenderungan ini bisa diatasi dengan sering berinteraksi bersama teman lain soal beragam tema.
10. LACK OF KNOWLEDGE (Kurang pengetahuan )
Sederhana saja mengatasinya . Ikuti training, seringlah baca manual yang current, dan banyak bertanya kepada ahlinya.
11. LACK OF RESOURCES ( Keterbatasan sumber daya )
Periksa item dan area yang kerusakannya mendekati ambang batas dan order spare sebelum kerusakan lebih parah.
12. FATIQUE ( Kelelahan )
Kondisi fatique sangat merugikan karena menjadi bahaya laten jika tidak diantisipasi. Fatique juga dikenal sebagai ‘significant safety hazard’. Untuk mengurangi fatique ditempat kerja, hindari pekerjaan berat, istirahat sejenak dan lakukan olahraga ringan.
Sumber : Penity, Pengetahuan & Informasi Safety – PT GMF AeroAsia
(photo by : n@nd@ng)
Meski human error tidak mungkin dihilangkan sama sekali, tapi bisa dikelola lewat penerapan teknologi yang tepat,pelatihan kesinambungan, dan implementasi aturan yang konsisten.
Salah satu upaya untuk mengeliminasi atau setidaknya mengurangi human error pada proses perawatan pesawat terbang adalah menghindari beberapa perilaku buruk atau dirty dozen. Selusin perilaku ini diperkenalkan agar setiap orang bisa mengurangi error yang bisa mengakibatkan kerugian bahkan kecelakaan yang lebih besar. Selusin perilaku itu adalah ;
1. STRES ( Tertekan, tegang, gugup )
Kondissi ini bisa terjadi saat teknisi harus menyelesaikan beberapa item pekerjaan dalam waktu terbatas. Tekanan ini menyebabkan gugup dan memicu kesalahan yang merugikan diri sendiri dan perusahaan. Jika mengalami stress, istirahatlah sejenak dan ajak rekan berdiskusi. Jangan lupa minta bantuan teman memeriksa pekerjaan yang sudah dilakukan.
2. COMPLACENCY ( Perasan nyaman disertai rasa kurang peduli serta menganggap remeh pekerjaan )
Untuk menghindari complacency ini, seringlah melatih diri menemukan kesalahan dalam inspeksi. Jangan lupa pula up date pengetahuan dengan informasi terbaru dan jangan sesekali mengesahkan atau menandatangani sesuatu yang tidak anda kerjakan sendiri.
3. PRESSURE ( Perasan tertekan )
Kondisi ini muncul ketika mendapat tugas yang rumit atau beban kerja tinggi, padahal kemampuan terbatas. Pada saat yang sama supervisor menuntut tugas selesai tepat waktu. Untuk menghindari tekanan, komunikasikan keluhananda kepada mitra kerja dan minta bantuannya.
4. DISTRACTION ( Mengganggu konsentrasi )
Saat serius bekerja, tiba-tiba ada kabar anggota keluarga mengalami kecelakaan. Konsentrasi kerja pun terganggu.Untuk menghindari kesalahan kerja kerja, segera akhiri aktivitas dan tandai yang belum selesai. Ketika kembali bekerja gunakan check sheet yang detail lalu ulangi tiga langkah kerja sebelumnya.
5. NORMS ( Menjadi kebiasaan, kaku dengan intruksi kerja, membenarkan hasil kerja yang sering dilakukan )
Untuk mengubah perilaku ini, carilah informasi, ubah cara kerja yang lebih praktis tanpa mengurangi kualitas kerja.
6. LACK OF COMMUNICATION ( Segan berinteraksi dengan orang lain, sering berdebat dan mengasumsikan suatu persoalan )
Untuk mengubah perilaku ini, mulailah bekerja dengan membaca turn over book. Simak dengan teliti keluhan di log book. Untuk menghilangkan keraguan, komunikasikan dengan teman satu shift atau antar shift.
7. LACK OF ASSERTIVENESS ( Kurang tegas pendirian, cenderung mengakomodasi pendapat orang meski hatinya menolak )
Untuk mengubah perilaku ini hanya dengan satu cara yakni menolak kompromi jika anda yakin sudah sesuai standar kerja yang benar.
8. LACK OF AWARENESS ( Kurang peduli, kurang cermat dan cenderung tergesa gesa )
Untuk merubah sifat ini, berpikirlah sebelum bertindak agar tahu dampak tindakan yang akan dilakukan. Periksalah pekerjaan apakah ada konflik pada repair atau modifikasi. Tanyakan teman kerja apakah melihat ada pekerjaan yang menyimpang.
9. LACK OF TEAMWORK ( Lebih suka bekerja sendiri )
Kecenderungan ini bisa diatasi dengan sering berinteraksi bersama teman lain soal beragam tema.
10. LACK OF KNOWLEDGE (Kurang pengetahuan )
Sederhana saja mengatasinya . Ikuti training, seringlah baca manual yang current, dan banyak bertanya kepada ahlinya.
11. LACK OF RESOURCES ( Keterbatasan sumber daya )
Periksa item dan area yang kerusakannya mendekati ambang batas dan order spare sebelum kerusakan lebih parah.
12. FATIQUE ( Kelelahan )
Kondisi fatique sangat merugikan karena menjadi bahaya laten jika tidak diantisipasi. Fatique juga dikenal sebagai ‘significant safety hazard’. Untuk mengurangi fatique ditempat kerja, hindari pekerjaan berat, istirahat sejenak dan lakukan olahraga ringan.
Sumber : Penity, Pengetahuan & Informasi Safety – PT GMF AeroAsia
(photo by : n@nd@ng)
No comments:
Post a Comment
Hi All...
Thanks for reading my post & I would be glad
if you give me a comment about this post..